Pelaku Insiden Trump Hotel di Las Vegas Tewas Bunuh Diri Sebelum Ledakan

Pelaku Insiden Trump Hotel di Las Vegas Tewas Bunuh Diri Sebelum Ledakan

Seorang pria pelaku insiden ledakan di Trump Hotel Las Vegas meninggal dunia, diduga bunuh diri sebelum terjadinya ledakan.

Pelaku tersebut memarkirkan mobil Tesla di parkiran luar Trump International Hotel Las Vegas, ia bunuh diri dengan cara menembak diri sendiri di bagian kepala sebelum melakukan ledakan di Tahun Baru, laporan dari pihak berwenang.

Pria tersebut diketahui bernama Matthew Livelsberger (37) berprofesi sebagai tentara Angkatan Darat dan aktif bertugas dan tinggal di Colorado Springs, Colorado. Ia dinyatakan meninggal dunia karena menderita luka-luka di Cybertruck.

Api dan Ledakan Membuat Pelaku Sulit Diidentifikasi

Kantor koroner Clark County melakukan otopsi dan hasilnya menunjukkan adanya luka tembak. Sebagian besar tubuhnya tidak bisa dikenali karena ledakan dan api yang menyambar. Kevin McMahill selaku Sheriff Clark County mengatakan bahwa tubuhnya terbakar tak terkendali.

Terlihat dua tato permanen di tubuhnya, ada satu di perut dan satu lagi di bagian lengan. Terdapat ID militer, iPhone, kartu kredit, paspor, dan jam tangan pintar (smartwatch) jadi barang yang berhasil ditemukan di Cybertruck. Ditemukan juga dua pistol semi-otomatis di dalam truk.

Livelsberger secara legal membeli kedua senjata tersebut pada 30 Desember 2024 lalu, berdasarkan laporan dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) federal. Di truk tersebut juga ditemukan kembang api dan akselerator.

Adanya temukan dokumen-dokumen, tato, dan barang lainnya membuat pihak kepolisian meyakini bahwa Livelsberger meninggal dunia di dalam kendaraannya. Foto-foto yang diambilnya di perjalanan dari Colorado ke Las Vegas memperkuat dugaan atas identitasnya. Sedangkan tes DNA dan rekam medis tetap dilakukan sebagai konfirmasi akhir.

ID Pelaku Ledakan Trump Hotel Las Vegas

Sheriff mengaku begitu yakin bahwa bukti-bukti yang ada mengarah ke pelaku bernama Livelsberger. Pihak kepolisian juga menduga Livelsberger telah menyewa Cybertruck di Denver, Colorado pada tanggal 28 Desember 2024 lalu dan bisa melacak rute yang dilewatinya. Pelaku diduga sendirian di dalam kendaraan, ia berangkat dari Colorado di 30 Desember 2024 kemudian ia melakukan perjalanan selama beberapa hari ke New Mexico dan Arizona.

Pertama kali truk tersebut terlihat Rabu pukul 7:29 pagi di Las Vegas, kemudian 7:34 pagi truk ada di Fashion Show Drive di Las Vegas. Dan beberapa saat setelahnya pelaku pergi ke area valet Trump Hotel dan berkendara ke arah Las Vegas Boulevard.

Selanjutnya pada 8:39 pagi pelaku kembali ke valet Trump Hotel. Sekitar 17 detik setelahnya ia ada di area valet dan ledakan pun terjadi. Di luar kematian Livelsberger, ada 7 orang di area tersebut yang menderita luka ringan, ledakan yang terjadi pun membuat hotel dievakuasi.

Spencer Evans salah seorang agen FBI bertanggung jawab atas penyelidikan kantor Las Vegas agensi tersebut, dan ia mengatakan di hari Kamis bahwa tujuan dari pelaku adalah “prioritas nomor satu”.

Kesamaan dengan Serangan New Orleans

Bukan hanya itu saja, sebenarnya ada beberapa kesamaan antara penyerang mematikan di hari Rabu di New Orleans yang diketahui sebagai Shamsud Din Jabbar, dan Livelsberger. Livelsberger, sama dengan Jabbar yang bertugas di Fort Bragg di Carolina Utara.

Sejauh ini memang belum jelas kapan keduanya bertugas di pangkalan militer, namun keduanya diketahui bertugas di Afghanistan mulai dari 2009 lalu. Namun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa keduanya ada di provinsi yang sama atau unit yang sama. Diketahui juga bahwa Livelsberger merupakan sersan operasi Baret Hijau.

Kedua pria tersebut memakai aplikasi penyewaan truk yang sama, Turo. Dari kejadian ini ada 15 orang tewas usai Jabbar menabrak mereka di Bourbon Street, dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka, bahkan ada yang mengalami luka parah.

Christopher Raia selaku wakil asisten direktur divisi kontraterorisme FBI mengatakan saat ini tidak ada hubungan yang jelas antara serangan di New Orleans dan yang terjadi di Las Vegas namun penyelidikan juga masih dalam tahap awal jadi belum bisa diambil kesimpulannya.

Pihaknya menindaklanjuti semua bukti dan petunjuk potensial. Raia juga mengungkapkan bahwa sekarang ini FBI menganggap Jabbar mungkin bertindak sendirian dalam serangan mematikan di New Orleans tanpa bantuan pihak lain.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *