Alasan Judi Online Kian Digemari di Indonesia, Tren atau Ancaman

Alasan Judi Online Kian Digemari di Indonesia, Tren atau Ancaman?

Judi online saat ini menjadi fenomena yang begitu meresahkan, terutama di negara-negara yang melarang perjudian seperti Indonesia. Meski meresahkan dan banyak memberikan dampak buruk, mengapa judol masih banyak penggemarnya dan bahkan kian digemari?

Beberapa tahun belakangan ini peminat judi online seperti slot semakin meningkat. Terutama saat pandemi Covid-19 lalu melanda dunia, jumlah pemain judol meningkat drastis hingga saat ini. Bukannya menurun, setelah pandemi selesai malah jumlah pemainnya terus menunjukkan peningkatan.

Apapun bentuk perjudian pasti ada dampak buruknya, walaupun berisiko tinggi namun daya tarik serta akses yang mudah membuat orang-orang penasaran dan akhirnya kecanduan. Pemerintah Indonesia pun terus melakukan pencegahan dan pemberantasan judi online lewat berbagai cara, namun masih saja masyarakat kita tergoda dengan iming-iming keuntungan besar meski modal kecil.

Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan oleh Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) ternyata banyak faktor yang menyebabkan praktik judi online di Indonesia terus mengalami peningkatan. Mulai dari minimnya literasi digital dan hukum yang kurang tegas.

Mengapa Judi Online Semakin Digemari di Indonesia?

Faktanya memang meresahkan, bahkan judi online mulai menyasar ke anak-anak usia sekolah. Jika judol tidak ditangani dengan baik, masa depan bangsa jadi taruhannya. Namun, apa saja yang menyebabkan judol semakin digemari di Indonesia?

Berikut ini kami berikan beberapa alasan mengapa judi online semakin digemari di Tanah Air, antara lain:

1. Literasi Digital dan Keuangan yang Rendah

Rendahnya literasi digital ternyata jadi salah satu faktor penyebab judi online yang semakin digemari oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data yang didapatkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2022 lalu, ternyata tingkat literasi keuangan di Tanah Air terbilang minim, bahkan hanya 49,6%, walaupun untuk inklusi keuangan mencapai 85%. Sedangkan literasi digital pun ikut rendah, hanya sebesar 41,48%.

Kurangnya pemahaman masyarakat kita terhadap manajemen keuangan dan juga keamanan digital menjadikan banyak orang kurang sadar akan pentingnya manajemen keuangan, bahaya finansial, dan risiko yang ditimbulkan akibat judi online.

Kerap kali mereka terjebak dengan iming-iming keuntungan besar meskipun modalnya kecil dan lain sebagainya, padahal banyak sekali tipu daya judi online yang sudah pasti merugikan. Literasi yang rendah juga membuat masyarakat lebih mudah tergiur dengan penawaran judol tanpa memikirkan konsekuensi ke depannya. Awalnya hanya penasaran mencoba judi, namun akhirnya keterusan dan mengalami kecanduan.

2. Hukum Kurang Tegas

Tidak dapat dipungkiri bahwa maraknya judi online di Indonesia hingga saat ini pun disebabkan karena hukum yang kurang tegas. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang perjudian dalam bentuk apapun, namun sayangnya jumlah pemain judol di negara kita terbilang sangat banyak.

Berdasarkan pendapat Muhammad Nidhal dari CIPS, penegakan hukum yang kurang jelas dan lemah terhadap pelaku judi online jadi faktor utama meningkatnya tren permainan ini. Sanksi hukum kurang ketat untuk pelaku seperti operator judol dan pemainnya malah membuat bisnis tersebut kian menjamur.

Walaupun saat ini pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk memberantas judol seperti memblokir website dan konten terkait perjudian, namun tetap saja kurang tegas dalam menindak para pelaku. Hal tersebut membuat para pelaku lebih mudah mengakses situs lain, bahkan operator pun bisa membuat lebih banyak situs yang sama.

Pemain bisa mengakses situs judol lewat VPN (virtual private network). Situs-situs judol yang berbasis di luar negeri sulit diblokir karena kurangnya kerjasama lintas negara. Tidak heran kalau hingga saat ini masih banyak situs judi yang bisa diakses.

3. Kurangnya Kesadaran Tentang Risiko

Bukan hanya faktor eksternal yang jadi penyebab banyaknya pemain judol di Indonesia, karena faktor internal juga punya pengaruh yang begitu kuat. Sebagian masyarakat kita masih rendah memahami tentang risiko kecanduan judi, hal tersebut jadi alasan mengapa aktivitas ilegal seperti judol bukannya berkurang malah terus bertambah.

Orang-orang awalnya berpikir untuk coba-coba keberuntungan lewat judol, namun akhirnya mereka malah kecanduan. Judi online dianggap sebagai permainan yang memberikan keuntungan dalam jumlah besar dengan waktu singkat, padahal pemahaman tersebut keliru. Masyarakat perlu memahami apa saja risiko yang disebabkan dari judol.

Judi bukan hanya mendatangkan kerugian finansial, namun hubungan pemain dengan keluarga dan orang-orang terdekat merenggang, hingga mengalami depresi. Bahkan ada banyak kasus kriminal yang disebabkan oleh permainan judi.

Masyarakat yang kurang paham dengan konsekuensi perjudian online malah menjerumuskannya ke kecanduan, kalau seseorang sudah mengalami kecanduan maka terbilang sulit dan butuh waktu lama untuk memulihkannya kembali. Perlu diketahui bahwa judi online dirancang sedemikian rupa agar pemain terus melakukan taruhan dan pada akhirnya mengalami kecanduan.

4. Kemudahan Akses dan Gencarnya Promosi

Tidak dapat dipungkiri bahwa judol saat ini begitu mudah diakses, apalagi hadirnya VPN (virtual private network) menjadikan siapa saja dapat mengakses permainan ini. Hal tersebut menyebabkan semakin banyak orang yang mencoba keberuntungan dan akhirnya malah mengalami kecanduan.

Penyebaran judol berkaitan erat dengan mudahnya akses dan promosi yang dilakukan oleh pihak situs dan game. Bahkan saat ini promo dilakukan secara besar-besaran seperti di komentar YouTube, konten media sosial seperti Instagram, X, dan Facebook, serta lain sebagainya. Gencarnya promosi membuat orang-orang penasaran untuk mencobanya.

Lingkungan sekitar pun berperan dalam tingginya peminat judi online di Indonesia. Misalnya di lingkungan pertemanan ada pemain judi dan ia berhasil mendapatkan keuntungan, pemain tersebut mengajak teman-temannya untuk mencoba judol juga. Karena dianggap menarik, bukan hal yang tidak mungkin temannya juga ikut terjerumus ke dalam permainan satu ini.

Bagaimana Cara Mengatasi Judi Online yang Semakin Marak?

Judi online jika dibiarkan saja tentu memberikan dampak buruk untuk generasi bangsa. Maka dari itulah diperlukan cara bijak untuk mengatasinya. Di bawah ini beberapa upaya untuk mengatasi judol yang kian marak, di antaranya sebagai berikut:

1. Diperlukan Regulasi yang Lebih Tegas

Kita tahu bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas judi online, salah satunya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Daring. Namun untuk hasil yang lebih maksimal diperlukan dukungan dan regulasi yang tegas.

Kerjasama antara beberapa pihak sangat diperlukan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komdigi (dulunya Kominfo), serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam menindak tegas situs-situs judol dan memblokir akses ke situs judi luar negeri.

2. Meningkatkan Literasi Digital dan Keuangan

Karena literasi digital dan keuangan yang masing rendah, maka diperlukan peningkatan literasi digital serta keuangan masyarakat terhadap judol. Pemerintah bisa berkerjasama dengan sektor swasta dalam hal ini, bisa melakukan edukasi lewat berbagai program untuk masyarakat tentang manajemen keuangan dan menjaga keamanan digital.

Bisa juga melibatkan media sosial dan influencer dalam menyampaikan informasi edukasi agar lebih efektif. Apalagi saat ini dipastikan anak muda Indonesia mayoritas menggunakan media sosial sehingga jangkauan edukasi bisa lebih luas.

3. Rehabilitasi untuk Pecandu Judi Online

Untuk orang-orang yang sudah terjebak ke dalam lingkaran perjudian atau kecanduan judi, langkah penting yang perlu dilakukan agar tidak lagi memainkan judol yaitu dengan melakukan rehabilitasi. Dengan adanya rehabilitasi baik secara medis atau sosial diharapkan orang tersebut bisa lebih produktif dan menjalankan kehidupannya dengan lebih baik.

4. Kampanye Anti-Judi yang Melibatkan Masyarakat

Masyarakat punya peranan penting dalam mendukung program pemberantasan perjudian online. Masyarakat bisa turut serta dalam kampanye anti-judi dan dapat dilakukan secara masif, tokoh-tokoh organisasi, tokoh agama, dan sekolah-sekolah bisa diikutsertakan.

Kesimpulan

Maraknya judi online di negara kita memang tidak lepas dari faktor-faktor penyebabnya seperti lemahnya penegak hukum, kurangnya literasi digital dan keuangan, hingga akses serta promo judi yang begitu gencar. Meski demikian tidak ada kata terlambat untuk pemberantasan judi, mari kita bekerjasama untuk melindungi generasi muda dari bahaya judi dan menciptakan lingkungan lebih produktif serta sehat.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *